DAILYSATU- Wakapolri Komjen (Pol) Syafruddin mengimbau agar masyarakat yang berbeda pendapat, khususnya di Pemilu 2019 mendatang, tidak melakukan reaksi fisik dari pendapat yang dipandang berbeda tersebut.
Hal itu terkait dengan adanya tindakan intimidasi atau persekusi yang terjadi di kawasan Car Free Day (CFD) Bundaran HI, Minggu (30/4), terkait dengan perbedaan dukungan antara pendukung Prabowo Subianto dengan Joko Widodo (Jokowi).
"Berbeda pendapat boleh, tetapi jangan berbeda pendapat terus ada reaksi fisik. Oleh karena itu, kalau ada dua kelompok yang berbeda, jangan bertemu," kata Syafruddin di Gedung DPR, Rabu (2/5).
Kemudian, katanya, aparat keamanan juga tidak boleh mengatur sedemikian rupa yang tujuannya agar tidak terjadi pertemuan di lokasi yang sama sebab di alam demokrasi, katanya, perbedaan pendapat diperbolehkan tetapi jika ada dua kelompok masa yang berbeda pendapat agar diusahakan jangan bertemu di satu titik.
"Ini saya tujukan pada orang yang berbeda pendapat dua kelompok. Saya meminta pada aparat keamanan polri supaya menjaga dua kelompok yang berbeda itu tidak bertemu," katanya.
Ia menilai, dalam kejadian persekusi yang terjadi di kawasan CFD beberapa hari lalu, juga ada kekeliruan dari kepolisian yang membiarkan dua massa berbeda pendapat itu bisa bertemu.
Adapun di kawasan CFD, disebutkannya, sedianya tidak digunakan sebagai ajang politik. Sebab, CFD ditujukan untuk masyarakat berolahraga, serta kegiatan masyarakat untuk bersosialisasi satu sama lain.
"Ya kalau persekusi itu pelanggaran hukum. Seharusnya (laporan di Polda) diterima saja. Semua laporan itu mau benar atau salah itu diterima," pungkasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar