DAILYSATU- Ketua DPR, Bambang Soesatyo menyampaikan rasa prihatinnya atas adanya anggota DPR RI yang kembali terkena operasi tangkap tangan (OTT) KPK. Terlebih, saat ini DPR tengah berbenah diri untuk membangun citra dan kepercayaan masyarakat.
Kata Bamsoet, sapaan akrabnya, dirinya menyadari, memang tidak mudah menjaga muruah DPR. Sebab harus mendorong 560 anggota DPR dari 10 partai politik dan berasal dari berbagai latar belakang untuk mengayunkan langkah bersama membangun citra dan menjaga muruah DPR.
"Saya berharap peristiwa tangkap tangan ini adalah yang terakhir, mengingat kami sedang berbenah diri dan menjaga agar partai-partai yang kini berada di Senayan tetap terjaga elektoralnya menjelang pemilu 2019," kata Bamsoet, Sabtu (5/5).
Diingatkannya, setiap partai politik juga harus menjaga anggotanya agar bisa tetap bertahan pada periode 2018-2024. Sebab ambang batas bagi partai politik kini meningkat empat persen.
Menurut Bamsoet, dirinya masih menunggu penjelasan lebih lanjut dari KPK mengenai identitas resmi anggota DPR yang terkena OTT. Termasuk dugaan korupsi terhadap yang bersangkutan.
Mengenai status keanggotaan yang bersangkutan, bolanya ada di fraksi tempat dia bergabung. Maka Bamsoet mengatakan pimpinan DPR menyerahkan kepada fraksinya untuk melakukan tindakan.
"Sekali lagi saya berharap ini merupakan OTT terakhir bagi anggota DPR. Saya berpesan kepada anggota DPR agar fokus menyelesaikan tugas-tugas kedewanan yang hanya tinggal satu tahun," ujarnya.
Dia menekankan, bahwa setiap anggota dewan wajib memperjuangkan anggaran untuk daerah pemilihan (Dapil). Sebab hal itu merupakan tugas bagi anggota DPR yang sesuai dengan fungsi legislatif di bidang anggaran. "Tetapi, yang tidak boleh adalah menerima sesuatu dari anggaran yang diperjuangkan tersebut," ujarnya.
Prinsip itupun selalu disampaikannya dalam setiap pertemuan informal dengan para ketua fraksi di DPR. Kata Bamsoet, dirinya selalu mendorong agar setiap ketua fraksi mengingatkan anggotanya tidak melakukan perbuatan tercela.
Sebagai pimpinan DPR yang baru, politikus Golkar itu kembali menegaskan komitmennya segera mewujudkan DPR sebagai parlemen modern dan terpercaya. Tujuannya, agar DPR tidak kalah dengan parlemen negara lain serta tertinggal perkembangan jaman.
Dalam konteks itu juga, maka tugas membangun citra positif DPR adalah penting. Maka dia mengajak para anggota dewan bersama-sama menjaga amanah rakyat dengan bekerja sebaik-baiknya. Sehingga, DPR bisa menjadi lebih berwibawa dan bermartabat.
"Saya berharap peristiwa tangkap tangan ini adalah yang terakhir, mengingat kami sedang berbenah diri dan menjaga agar partai-partai yang kini berada di Senayan tetap terjaga elektoralnya menjelang pemilu 2019," kata Bamsoet, Sabtu (5/5).
Diingatkannya, setiap partai politik juga harus menjaga anggotanya agar bisa tetap bertahan pada periode 2018-2024. Sebab ambang batas bagi partai politik kini meningkat empat persen.
Menurut Bamsoet, dirinya masih menunggu penjelasan lebih lanjut dari KPK mengenai identitas resmi anggota DPR yang terkena OTT. Termasuk dugaan korupsi terhadap yang bersangkutan.
Mengenai status keanggotaan yang bersangkutan, bolanya ada di fraksi tempat dia bergabung. Maka Bamsoet mengatakan pimpinan DPR menyerahkan kepada fraksinya untuk melakukan tindakan.
"Sekali lagi saya berharap ini merupakan OTT terakhir bagi anggota DPR. Saya berpesan kepada anggota DPR agar fokus menyelesaikan tugas-tugas kedewanan yang hanya tinggal satu tahun," ujarnya.
Dia menekankan, bahwa setiap anggota dewan wajib memperjuangkan anggaran untuk daerah pemilihan (Dapil). Sebab hal itu merupakan tugas bagi anggota DPR yang sesuai dengan fungsi legislatif di bidang anggaran. "Tetapi, yang tidak boleh adalah menerima sesuatu dari anggaran yang diperjuangkan tersebut," ujarnya.
Prinsip itupun selalu disampaikannya dalam setiap pertemuan informal dengan para ketua fraksi di DPR. Kata Bamsoet, dirinya selalu mendorong agar setiap ketua fraksi mengingatkan anggotanya tidak melakukan perbuatan tercela.
Sebagai pimpinan DPR yang baru, politikus Golkar itu kembali menegaskan komitmennya segera mewujudkan DPR sebagai parlemen modern dan terpercaya. Tujuannya, agar DPR tidak kalah dengan parlemen negara lain serta tertinggal perkembangan jaman.
Dalam konteks itu juga, maka tugas membangun citra positif DPR adalah penting. Maka dia mengajak para anggota dewan bersama-sama menjaga amanah rakyat dengan bekerja sebaik-baiknya. Sehingga, DPR bisa menjadi lebih berwibawa dan bermartabat.
"Kami punya tugas besar mengawal demokrasi dan pengawasan terhadap jalannya roda pemerintahan agar sebesar-besarnya untuk kesejahteraan rakyat," katanya.
Bamsoet menyatakan juga bahwa DPR mendukung langkah KPK melakukan OTT untuk memberantas korupsi. Namun, ke depannya, diharapkan ada sebuah upaya sistem pencegahan yang dibangun KPK agar tak ada lagi penangkapan anggota dewan akibat terlanjur korupsi. "Saya harap KPK juga harus mengedepankan upaya pencegahan," tandasnya.
Sebelumnya diwartakan bahwa Tim Satgas Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menangkap sekitar sembilan orang dalam operasi tangkap tangan (OTT) di Jakarta pada Jumat (4/5) malam. Dari sejumlah pihak, terdapat seorang anggota Komisi XI DPR yang turut dibekuk dalam OTT kali ini.
"PN (Penyelenggara Negara) yang diamankan satu orang dari Komisi XI DPR-RI," kata Jubir KPK, Febri Diansyah saat dikonfirmasi, Sabtu (5/5).
Diduga anggota DPR tersebut menerima suap terkait dengan usulan anggaran dari daerah di Provinsi Jawa Barat, untuk dimasukkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2018. Dalam OTT ini, tim Satgas KPK telah menyita ratusan juta rupiah yang diduga suap dari pihak swasta kepada legislator tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar