DAILYSATU- Dengan tingkat elektabilitas yang tertinggi dibandingkan sejumlah nama lainnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) berpeluang besar untuk menang kembali pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Hal itu mengemuka dalam hasil survei Alvara Research Center yang dirilis di Jakarta, Jumat (23/2).
Survei bertema "Menuju Pilpres 2018, Mencari Pendamping Jokowi: Muslim, Militer, atau Muda?" itu melibatkan 2.203 responden terpilih yang dilakukan melalui wawancara tatap muka dengan menggunakan kuesioner. Survei dilaksanakan pada 17 Januari hingga 7 Februari 2018.
Metode survei adalah multi-stage random sampling dengan margin of error sebesar 2% pada tingkat kepercayaan 95%. Sampel diambil di seluruh provinsi di Indonesia dengan jumlah sampel setiap provinsi proporsional terhadap jumlah penduduk sesuai data BPS.
"Kami mengajukan pertanyaan, apakah Anda menginginkan Joko Widodo untuk memimpin pada periode 2019-2024 mendatang? Hasilnya menunjukkan bahwa 68,4% publik menginginkan Jokowi memimpin kembali dan sisanya 31,8% tidak menginginkan Jokowi memimpin kembali," ujar CEO Alvara Research Center Hasanuddin Ali.
Dikatakan, Jokowi memiliki popularitas paling tinggi dibandingkan dengan tokoh lain. Popularitas Jokowi mencapai 98% dengan top of mind 56,4%. Saingan terkuat Jokowi, kata dia, adalah Ketua Umum DPP Partai Gerindra Prabowo Subianto dengan tingkat popularitas 94,8% dan top of mind 29,9%.
"Tokoh yang mempunyai popularitas tertinggi ketiga adalah Jusuf Kalla (73,1%), Agus Harimurti Yudhoyono (71,9%), dan Anies Baswedan (64,9%)," terang dia. Ali juga mengatakan, Jokowi dan Prabowo merupakan tokoh bakal capres yang paling disuka dan paling dianggap layak. Jokowi, kata dia, disukai oleh 62,8% pemilih dan dianggap layak oleh 59,8% pemilih.
"Prabowo disukai oleh 52,9% pemilih dan dianggap layak menjadi capres oleh 46,2% pemilih. Tokoh lain yang disuka dan dianggap layak menjadi capres, jaraknya masih cukup jauh," tutur dia.
Terkait elektabilitas, kata dia, Jokowi juga masih lebih unggul dibandingkan tokoh lain. Elektabilitas Jokowi sebesar 46,1%, kemudian diikuti elektabilitas Prabowo 26,5%, Agus Harimurti Yudhoyono 2,2%, dan Gatot Nurmantyo 1,4%. Sedangkan, yang belum memutuskan sebesar 15,9%.
"Pemilih Jokowi berasal dari berbagai kalangan usia, baik muda maupun tua. Jika disimulasikan dengan 8 kandidat, 6 kandidat, 4 kandidat, Jokowi selalu unggul. Jokowi kembali unggul jika di simulasikan dengan 3 kandidat maupun head to head. Lawan terberat Jokowi dalam berbagai skenario simulasi adalah masih Prabowo, yang selalu berada pada peringkat kedua," jelas dia.
Lebih lanjut, Ali mengatakan, Jokowi dicitrakan sebagai sosok yang dekat dengan rakyat, peduli dengan rakyat, bebas korupsi, dan jujur. Sementara, Prabowo, Gatot Nurmantyo, dan Basuki Tjahaja Purnama yang juga muncul namanya dalam survei, dipersepsikan dengan tokoh yang berjiwa pemimpin, nasionalis, tegas, dan berwibawa.
"Agus Harimurti Yudhoyono dicitrakan sebagai tokoh muda dan Muhaimin Iskandar dicitrakan dengan dari kalangan santri, religius, dan mewakili umat Islam," kata dia. Pertimbangan utama responden memilih capres adalah sosok yang jujur, dekat dengan rakyat, dan bebas korupsi.
Memang ada pertimbangan lain, tetapi bukan menjadi hal utama. "Survei ini menemukan tiga pertimbangan utama pemilih dalam memilih sosok calon presiden, yakini jujur, dekat dengan rakyat dan bebas korupsi," pungkas dia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar