DAILYSATU.COM - Sebuah pohon Natal tiruan di pusat kota Beograd, ibu kota Serbia, mendapat lebih banyak cibiran daripada pujian sepanjang musim liburan ini, karena harganya disebut mencapai 83.000 euro (Rp 1,3 miliar) yang menjadikannya salah satu pohon Natal paling mahal di dunia.
Pohon palsu itu tingginya 18 meter, dihias dengan 200 ornamen plastik warna merah dan 40 pita warna merah-emas, dan berdiri di pusat zona pejalan kaki Beograd. Keberadaannya justru memicu kemarahan publik dan tuduhan korupsi.
"Dalam anggaran kota untuk tahun ini dan tahun depan ada banyak skandal, dan pohon Natal ini hanya pucuk gunung es saja," kata Nikola Jovanovic, politikus dari kelompok oposisi Partai Rakyat.
Jovanovic mengatakan pohon itu hanya satu contoh saja dari penyelewengan dana oleh pemerintah kota setelah situs investigasi Pistaljka mengungkap biayanya hampir mencapai 83.000 euro.
Wali Kota Beograd Sinisa Mali, teman dekat Presiden Serbia Aleksandar Vucic, awalnya menolak membicarakan pohon ini dengan wartawan, namun kemudian mengatakan akan membatalkan kontrak pembelian, yang sudah diteken tiga hari sebelum pemasangan.
"Saya kaget dengan angkanya. Kami sudah bekerja dengan sangat transparan dan terbuka selama tiga setengah tahun. Kami tidak menyembunyikan apa pun," kata Mali.
Pengungkapan biaya pembelian pohon itu membuat kantor kejaksaan setempat memulai penyelidikan, namun itu tidak meredakan cemoohan warga di media sosial.
"Percaya atau tidak: kota Beograd membayar 83.000 euro untuk sebuah pohon Natal. Ini tidak bisa merebus telur, tidak bisa membersihkan rumah, dan jujur saja wujudnya seperti sampah," kata seorang warga, Marko Kmezic, di akun Twitter.
"Pohon seperti ini akan menjadi alasan terjadinya badai protes di dunia yang normal," kata Uros Stojiljkovic di Facebook.
Partai Demokrat yang juga oposisi pemerintah ikut membahas biaya ini dan mengundang warga Beograd untuk "menulis permintaan" senilai 83.000 euro.
"Kami ingin pohon Natal yang lebih murah," bunyi salah satu pesan.
Bermacam permintaan ditulis, misalnya "Saya ingin berkunjung ke Thailand" atau "jas hujan ukuran XL untuk anjing saya".
Semua permintaan itu dirangkum di tagar #83000wishes.
Pohon itu dibeli dari sebuah perusahaan yang juga menyewakan lampu-lampu hias Tahun Baru untuk Beograd selama bertahun-tahun dengan harga yang sangat tinggi, menurut pemberitaan sejumlah media lokal.
Pemerintah kota Beograd yang dikuasai Partai Progresif kerap dikritik karena menggelar festival lampu di awal musim gugur dan membiarkannya menyala sampai Februari.
Perusahan dimaksud akhirnya setuju membatalkan kontrak pohon tersebut dan akan mendonasikan dana yang didapat untuk dekorasi Tahun Baru di ibu kota.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar